Home / Pertanian

Senin, 16 Mei 2022 - 18:49 WIB

Pengertian, Prinsip, Penggolongan dan Jenis Metode Penyuluhan

Apa sih fungsinya metode penyuluhan? Apa bedanya dengan media penyuluhan? kalau masih bingung, silahkan baca artikel ini hingga selesai, karena kita akan bahas bersama mengenai metode penyuluhan pertanian.

Pengertian Metode Penyuluhan Pertanian

Renungkanlah, arti penyuluhan pertanian; dan sehubungan dengan itu apakah yang Anda ketahui tentang tujuan dan prinsip metoda penyuluhan pertanian? 

Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment).   

Dengan pencanangan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada tanggal 11 Juni 2005 oleh Presiden RI, menyebabkan terjadinya perubahan pengertian penyuluhan pertanian.  Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K),  arti penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, mau dan mampu menerapkan inovasi (teknologi baru). Sedangkan  teknik penyuluhan pertanian  dapat didefinisikan  sebagai keputusan – keputusan  yang dibuat oleh sumberatau penyuluh dalam memilih  serta menata  simbul  dan isi  pesan  menentukan  pilihan  cara dan frekuensi penyampaian pesan  serta  menentukan  bentuk penyajian pesan.

Tujuan Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian

Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar mengajar seseorang karena panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal ini dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam penelitiannya memperoleh hasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap, 1,5% melalui indera peraba, 3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan 83% melalui indera penglihat. 

Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu proses untuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melalui serangkaian pengalaman mental fisikologis sebagai berikut: 

  1. Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh
  2. Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginan untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
  3. Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap.
  4. Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas.
  5. Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.

Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah: 1) agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasil guna, 2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki  yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasil guna.

Prinsip-prinsip Metode Penyuluhan Pertanian

Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yang dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakan secara konsisten.  Dalam kegiatan penyuluhan, prinsip menurut Leagans (1961) menilai bahwa setiap penyuluh dalam melaksanakan kegiatannya harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sudah disepakati agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

Mardikanto (1999) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian sebagai berikut:

  1. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu.
  2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi pengaruh baik.
  3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan lainnya.  Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan pengendalian.

Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1999) mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian:

  1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani.
  2. Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampu melibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani.
  3. Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanya keragaman budaya.
  4. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mebgakibatkan perubahan buday a.
  5. Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jika menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam melaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanagkan.
  6. Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif.
  7. Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar dari pengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.
  8. Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus dilakukan dengan penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.
  9. Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanya bertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkan kepemimpinan.
  10.  Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telah mengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh.
  11. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai satu kesatuan dari unit sosial.

Selanjutnya, Mardikanto (2006) mengemukakan bahwa prinsip-prinsip dalam metode penyuluhan pertanian, meliputi:

1.  Upaya Pengembangan untuk berpikir kreatif:

Prinsip ini dimaksudkan bahwa melalui penyuluhan pertanian harus mampu menghasilkan petani-petani yang mandiri, mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dan mampu mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahui untuk memperbaiki mutu hidupnya.

2. Tempat yang paling baik adalah di tempat kegiatan sasaran:

Prinsip ini akan mendorong petani belajar pada situasi nyata sesuai permasalahan yang dihadapi.

Baca Juga  Telah Digariskan

3.  Setiap individu terkait dengan lingkungan sosialnya:

Prinsip ini mengingatkan kepada penyuluh bahwa keputusan-keputusan yang diambil petani dilakukan berdasarkan lingkungan sosialnya.

4.  Ciptakan hubungan yang akrab dengan sasaran:

Keakraban hubungan antara penyuluh dan sasaran memungkinkan terciptanya keterbukaan sasaran dalam mengemukakan masalahnya.

5.  Memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan.  

Metoda yang diterapkan harus mampu merangsang sasaran untuk selalu siap (dalam arti sikap dan pikiran) dan dengan sukahati melakukan perubahan-perubahan demi perbaikan mutu hidupnya sendiri, keluarganya dan masyarakatnya. 

Terjadinya perubahan ”context dan content” pembangunan pertanian dalam era reformasi, mengakibatkan terjadi pula perubahan sasaran dalam penyuluhan pertanian.  Perubahan tersebut memberi pengaruh yang sangat besar karena saat ini tidak hanya petani dijadikan sebagai sasaran utama (objek) kegiatan penyuluhan tapi melibatkan pula stakeholder yaitu pelaku agrobisnis.  Jadi, penyuluhan pertanian merupakan suatu upaya atau proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan petani.  Secara khusus, penerapan penyuluhan pertanian dalam era disentralisasi (lokalita) sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomor 22 Tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, Pusat Pengembangan Penyuluhan (Pusbangluh) Pertanian mengeluarkan kebijakan tentang pelaksanaan penyuluhan pertanian spesifik lokalita yang bersifat partisipatif yaitu, pendidikan nonformal bagi petani dan masyarakat melalui upaya pemberdayaan dan kemampuan memecahkan masalah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah masing-masing dengan prinsip kesetaraan dan kemitraan, keterbukaan, kesetaraan kewenangan, dan tanggung jawab serta kerja sama, yang ditujukan agar mereka berkembang menjadi dinamis dan berkemampuan untuk memperbaiki kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri.

Penggolongan Metode Penyuluhan Pertanian 

Pernakah Anda bertanya dalam dirinya bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus menggunakan ”cara atau alat”?  Dan bagaimana pula efektivitas dan efisiensi dari keberagaman cara atau alat tersebut? 

Untuk mempermudah mempelajari jenis-jenis metode penyuluhan pertanian, dilakukan penggolongan.  Banyak cara untuk menggolongkan metode penyuluhan pertanian, antara lain:

  1. Penggolongan berdasarkan teknik komunikasi.
  2. Penggolongan berdasarkan jumlah sasaran.
  3. Penggolongan berdasarkan indera penerima.
  • Penggolongan Berdasarkan Teknik komunikasi

Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi 1) komunikasi langsung (direct communication/face to face communication), contohnya: obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/HP, kursus tani, demonstrasi karyawisata, dan pameran; dan 2) komunikasi tidak langsung (inderect communication), contohnya publikasi dalam bentuk cetakan, poster, siaran radio/TV, dan pertunjukan film. Jadi, dalam kegiatan komunikasi tidak langsung, pesan disampaikan melalui perantara (medium atau media).

  • Penggolongan Berdasarkan Jumlah Sasaran

Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi 1) pendekatan perorangan, contohnya: kunjungan rumah, kunjungan usaha tani, surat-menyurat, dan hubungan telepon; 2) pendekatan kelompok, contohnya: diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau hasil), karyawisata, temu lapang, temu usaha, dan kursus tani; 3) pendekatan massal, contohnya: pameran, pemutaran film, siaran pedesaan/TV, pemasangan poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran bahan bacaan (folder, leaflet, liptan, brosur). 

  • Penggolongan Berdasarkan Indera Penerima

Berdasarkan indera penerima, metode penyuluhan pertanian dapat digolongan menjadi 1) yang diterima olej indera penglihatan, contohnya: poster, film, dan pemutaran slide; 2) yang diterima oleh indera pendengaran, contohnya: siaran TV/radio, pidato, ceramah, dan hubungan telepon; 3) yang diterima oleh beberap indera, contohnya: demonstrasi (cara atau hasil), siaran TV/radio (interaktif), dan pameran.

Pemilihan Metoda Penyuluhan Pertanian

Tujuan memilih metode penyuluhan pertanian antara adalah:

  1. Agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasil guna.
  2. Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki, yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat berdaya guna dan berhasil guna.

Pada umumnya, seseorang belajar melalui indera.  Indera ini merupakan pintu gerbang masuknya ”stimulus” ke dalam diri seseorang yang belajar.  Setiap indera akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar seseorang.  Seperti salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Socony Vacuum Oil Co. Dalam Padmowihardjo (2000:6) yaitu: melalui indera pengecap 1  persen, melalui indera peraba 1,5 persen, melalui indera penciuman 3,5 persen,  melalui indera pendengaran 11 persen dan melalui indera penglihat 83 persen.  Sedangkan Hasmosoewignyo dan Garnadi (1962) dalam Kartasapoetra (1991:60) menyatakan bahwa, hasil penangkapan dari mendengar saja 10 persen, melihat saja 50 persen, melihat, mendengar dan mengerjakan sendiri (praktik) 90 persen.  Jadi, dari fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penyuluhan agar kegiatan tersebut berhasil, sebaiknya menggunakan lebih dari satu indera penerima.

Dalam mempelajari sesuatu seseorang akan mengalami suatu proses penerapan (adoption) yang merupakan proses mental yang dapat dilalui dalam lima tahapan, yaitu:

  1. Tahap mengetahui dan menyadari (awarness), dimana seseorang menyadari adanya sesuatu ide atau teknologi baru dan merasa tergugah untuk mempelajarinya.  Selanjutnya, ia mencoba mengembangkan ingatan atau pengetahuannya tentang ide atau teknologi baru tersebut.
  2. Tahap minat (interesting), dimana seseorang yang sudah tergugah untuk mempelajari tentang ide atau teknologi baru selanjutnya tumbuh minatnya, yaitu bertanya ke sana ke mari atau mengajukan respon, mengumpulkan keterangan-keterangan lebih lanjut dalam rangka mengembangkan pengertiannya.
  3. Tahap menilai (evaluation), dimana seseorang yang telah tumbuh minatnya lalu bertanya kepada dirinya sendiri  dan melakukan penilaian secara subyektif tentang untung atau ruginya kalau akan menerapkan ide atau teknologi baru yang dipelajarinya.  Penilaian tersebut dia lakukan berdasarkan pengertian-pengertian yang diperolehnya dari tahap berikutnya.
  4. Tahap mencoba (trial), dimana seseorang yang telah berhasil mencapai tahap menilai, dan berkesimpulan bahwa ide atau teknologi baru yang dipelajarinya ternyata menguntungkan, maka akan mencoba menerapkan ide atau teknologi baru tersebut dalam skala kecil sehingga timbul keyakinannya karena telah mengalami sendiri.
  5. Tahap menerapkan (adoption), dimana seseorang yang telah yakin akan menerapkan ide atau teknologi baru yang dipelajarinya dalam praktik nyata atau dalam usaha skala yang sebenarnya. 

Kemampuan seseorang dalam mempelajari sesuatu berbeda-beda.  Demikian pula tahap perkembangan mentalnya, keadaan lingkungan dan kesempatannya juga berbeda-beda.  Oleh karena itu, perlu dipilih metoda penyuluhan pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna.  

Baca Juga  Tidak Lebih

Dalam pemilihan metoda penyuluhan pertanian, pertimbangan-pertimbangan yang harus diambil didasarkan pada:

  1. Karakteristik sasaran
  2. Karakteristik penyuluh
  3. Karakteristik daerah
  4. Materi penyuluhan pertanian
  5. Sarana dan biaya
  6. Kebijaksanaan pemerintah
  1.  Karakteristk Sasaran

Agar pesan dapat sampai dengan baik kepada sasaran, maka perlu diperhatikan kondisi sasaran.  Karakteristik sasaran yang perlu dipertimbang-kan dalam memilih metoda penyuluhan pertanian, antara lain: 1) tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan sasaran, yaitu pengalaman bertani, pendidikan, dan tingkat adopsinya.  Misalnya, apabila dalam suatu wilayah kerja penyuluhan terdapat sejumlah sasaran yang tingkat pendidikannya sangat rendah atau sebagian besar ”buta huruf”, tentunya tidak dapat menggunakan penyebaran bahan bacaan tulisan.  Selain itu, pengalaman (pengetahuan) dalam kegiatan usaha tani yang sudah lama akan berbeda dengan petani yang masih tergolong pemula, demikian pula dengan tingkat adopsinya.

Dari tingkat penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengalaman, yang dapat kita identifikasi ternyata sasaran berada pada tahap menilai; ini berarti bahwa pendekatan yang kita harus gunakan adalah pendekatan kelompok, dengan alternatif yang dapat dipilih antara lain, kombinasi antara kursus tani, pemberian bahan bacaan, ceramah dan demonstrasi.  Dapat pula dilakukan dengan kegiatan karyawisata atau diskusi kelompok.

Bagaimana kalau tingkat adopsi sasaran baru mencapai tahap ”sadar,” atau sudah berada pada tahap ”mencoba”?  Sebutkan pendekatan yang harus digunakan.

Jawaban Anda benar, jika Anda menjawab: pendekatan massal bagi sasaran yang masih berada pada tahap sadar dengan memilih metoda antara lain pertemuan umum, pemutaran film, dan siaran pedesaan/TV.  Sedangkan bagi sasaran yang sudah berada pada tahap mencoba, Anda benar jika memilih metoda antara lain kunjungan rumah dan usaha tani, hubungan telepon, demonstrasi cara/hasil di lahan petani, dan korespondensi.

Keadaan sosial budaya sasaran perlu pula dipertimbangkan dalam memilih metoda penyuluhan pertanian.  Penyuluh pertanian harus mengetahui: 1) nilai-nilai hidup yang dianut oleh sasaran, 2) norma-norma sosial (usage, folkways, mores, dan customs), 3) stratifikasi masyarakat, 4) status sosial, dan 5) struktur kekuasaan. 

Agar lebih jelasnya, hubungan tingkat adopsi dengan pendekatan dan penggunaan metoda penyuluhan pertanian, sebagaimana pada Gambar berikut ini

Gambar Hubungan tingkat adopsi dengan pendekatan dan penggunaan penyuluhan pertanian,

  • Karakteristik Penyuluh

Sebagai mitra sasaran (petani), penyuluh pertanian sering disebut sebagai: fasilitator, dinamisator, organisator, katalisator, moderator dalam proses pembelajaran.  Untuk dapat melakukan ini semua, penyuluh pertanian harus memiliki kemampuan menggunakan metoda penyuluhan pertanian yang berdayaguna dan berhasilguna.  Di samping itu, penyuluh pertanian juga harus memiliki kemampuan penguasaan teknologi atau ide baru (inovasi) yang akan disuluhkan dalam arti pengetahuan, sikap  dan keterampilan yang dimiliki perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penyuluhan pertanian yang tepat.

Saat ini, berdasarkan Peraturan Menteri PAN Nomor : PER/02/MENPAN/2/2008,  penyuluh pertanian terbagi dua yaitu: Penyuluh Ahli dan Penyuluh Terampil.  Kriteria ini, disesuaikan dengan pangkat/jabatan dan beban tugas yang akan diemban oleh penyuluh pertanian.

  •  Karakteristik Daerah

Karakteristik daerah yang perlu dipertimbangkan adalah keadaan musim (agroklimat), keadaan usaha tani, dan keadaan lapangan.

Keadaan musim akan berpengaruh terhadap metoda penyuluhan pertanian yang digunakan.  Misalnya, pada musim kemarau yang panas sekali dan tidak ada penanaman di lapagan, kita tidak dapat melakukan kegiatan demonstrasi di lapangan, tapi sebaiknya dilakukan di rumah petani. Sebaliknya pada musim penghujan di beberapa daerah lebih banyak kegiatan di lapangan.  Jadi pemilihan metoda penyuluhan pertanian harus disesuaikan dengan kondisi tersebut.

Keadaan usaha tani di suatu daerah akan turut mempengaruhi penetapan metoda penyuluhan pertanian. Misalnya penyuluhan pada waktu pengolahan lahan akan berlainan dengan penyuluhan pada saat panen dan pasca panen.  Metoda penyuluhan pertanian hendaknya dipilih sesuai dengan tahapan perkembangan usaha tani yang berada dalam rentang waktu siklus usaha tani.

Keadaan lapangan juga perlu dipertimbangkan, misalnya dalam struktur wilayah perdesaan ada yang pemukimananya tersebar dan ada yang terpusat.  Ada yang mudah diakses dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat, dan ada yang hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki sehingga mobilitasnya sangat sulit.  Selain itu, keadaan topografi (berbukit atau pegunungan).

  • Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan sangat menentukan terhadap jenis metoda penyuluhan pertanian yang akan digunakan.  Misalnya, penyuluhan tentang intensifikasi pemanfaatan lahan pertanian sangat berbeda dengan penyuluhan intensifikasi ayam buras, intensifikasi ternak potong, intensifikasi kedele atau intensifikasi padi (inivasi teknis).  Berlainan pula dengan materi pembentukan poktan dan gapoktan (menyangkut inovasi sosial) serta penyuluhan tentang perkreditan dan kontrak kerja (inovasi ekonomi). 

  • Sarana dan Biaya

Pertimbangan sarana dan biaya didasarkan atas bagaimana ketersediaanya sarana yang akan digunakan sebagai alat bantu dan alat peraga penyuluhan pertanian.  Sebagai contoh, disuatu daerah yang tidak ada listrik, tentunya sulit melakukan penyuluhan dengan menggunakan OHP (over head projector) atau menggunakan LCD/Komputer dan pemutaran film; kecuali jika disediakan generator listrik.

Biaya diperlukan untuk mendanai kegiatan, misalnya dari segi efisiensinya; kursus tani lebih mahal daripada pertemuan umum, namun lebih murah daripada melakukan kunjungan rumah atau usaha tani. Jadi ketersediaan biaya akan sangat menentukan alternatif kombinasi pemilihan metoda penyuluhan pertanian.

  • Kebijaksanaan Pemerintah

Penyuluhan pertanian adalah bagian dari pembangunan pertanian, dan pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan pemerintah bersama-sama dengan seluruh rakyat Indonesia.  Dengan demikian, kegiatan penyuluhan pertanian harus sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah.  Misalnya, pada tahun 1997 digalakkan program pemerintah tentang ketahanan pangan, dan tahun 2007 kita harus mengawal kebijakan pemerintah untuk mencapai peningkatan 2 juta ton beras.  Artinya, gerakan tersebut dapat dengan cepat dilakukan oleh masyarakat sasaran dengan dukungan dari aparat terkait di semua tingkatan.

Jenis-jenis Metode Penyuluhan Pertanian

Jenis-jenis metode penyuluhan pertanian yang dapat dilakukan dalam kegiatan penyuluhan kepada sasaran dapat digunakan berbagai jenis metode penyuluhan pertanian, yang disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan, sebagaimana yang terdapat pada Gambar berikut ini

Gambar Jenis-jenis metoda penyuluhan pertanian berdasarkan jumlah sasaran yang dapat dicapai

Sumber: modul metode penyuluhan pertanian

(ramadani saputra)

Share :

Baca Juga

programa penyuluhan_ramadani saputra

Pertanian

Programa Penyuluhan
sasaran_penyuluhan

Pertanian

Sasaran Penyuluhan
Pengemasan sayur_ramadani saputra

Pertanian

Pengemasan Sayur
penyuluhan pertanian_ramadanisaputra.com

Pertanian

Mengenal Penyuluhan Pertanian
tahapan penyusunan programa penyuluhan

Pertanian

Tahapan Penyusunan Programa Penyuluhan
anjangsana_ramadanisaputra.com

Pertanian

Penerapan Metode Penyuluhan Pertanian
penyuluhan_pertanian

Pertanian

Ruang Lingkup Penyuluhan Pertanian
ramadani saputra_pra penas

My Journey

Perjalanan Pra-Penas 2022